Pertanian Pangan Ramah Lingkungan Berbasis Sumberdaya Lokal

Pertanian Pangan Ramah Lingkungan Berbasis Sumberdaya Lokal


Musi Rawas, Menuju Terwujudnya Pertanian Pangan Ramah Lingkungan Berbasis Sumberdaya Lokal Melalui Pendekatan Agribisnis Untuk Mencapai Swasembada Berkelanjutan

Kabupaten Musi Rawas atau MURA,  dikenal sebagai penghasil Karet dan Kelapa sawit serta komoditas pangan seperti beras, jagung dan kedelai. Sejak tahun 2005 selalu Surplus beras sehingga dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan kabupaten tetangga.

 

Secara geografis, luas wilayah Kabupaten Musi Rawas sekitar 1.236.582,66 Ha, terdiri dari 66.5 % dataran rendah yang subur dengan struktur  62.75 % tanah liat. Secara geografis Kabupaten Musi Rawas terletak pada posisi antara 2º 20’ 00” LS – 3º 38’ 00” LS dan 102º 07’ 00” BT – 103º 40’ 10” BT, dengan batas–batas wilayah sebagai berikut :

 

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Provinsi Jambi.

Sebelah Selatan  : Berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Lahat

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Lubuklinggau dan Provinsi Bengkulu.

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Muba.

 

Letak Kabupaten Musi Rawas sangat strategis karena dilalui jalur lintas tengah Sumatera yaitu jalur darat yang menghubungkan Provinsi Lampung dengan Provinsi Nangro Aceh Darusalam  serta jalan lintas antar Provinsi yang menghubungkan Kota Palembang (ibukota Provinsi Sumatera Selatan) dengan Bengkulu.

 

Kondisi geografis dan batas administratif tersebut di atas menunjukkan bahwa secara sosial – ekonomi Kabupaten Musi Rawas berada pada posisi strategis untuk jalur perdagangan, sehingga berpotensi untuk tumbuhnya perekonomian melalui pengembangan pusat perdagangan terutama dari hasil pertanian dan perkebunan.

 

Kabupaten Musi Rawas memiliki iklim tropis basah dengan kelembaban udara 87,0% dan rata-rata penyinaran matahari sebesar 61,9%. Temperatur maksimum 32,9ºC dan temperatur minimum 19,6ºC. Sebagai daerah tropis basah, rata-rata curah hujan di Kabupaten Musi Rawas cukup tinggi berkisar antara 2000 – 2500 mm per tahun dengan bulan kering Juni, Juli, Agustus dan September.

 

Kabupaten Musi Rawas mempunyai potensi kekayaan alam yang beragam. Selain potensi perkebunan dan pertanian juga memiliki potensi bahan tambang dan galian. Di Kawasan Kecamatan Rupit dan Kecamatan Rawas Ulu terkandung logam mulia yang diperkirakan cadangan biji emasnya sekitar satu juta ton dengan kadar emas 1,00-3,65 gram/ton dan biji perak sekitar 7,5 juta ton dengan kadar 41 gram/ton. Selain logam mulia, terdapat juga minyak bumi, batu bara, biji besi, timah hitam dan seng. Sedangkan bahan galian golongan C yang potensial adalah marmer, fosfat, batu gamping, andesit dan pasir.

 

Kabupaten Musi Rawas mempunyai topografi wilayah yang bergelombang, dengan ketinggian berkisar  25 – 1000 m dari permukaan laut, dengan kemiringan bervariasi dari  0 – 2%, sampai lebih dari 40%. Luas wilayah yang dominan adalah wilayah dengan kemiringan 0 – 15%, yaitu seluas lebih kurang 947.135,60 Ha, yang merupakan daerah potensial untuk pertanian. Selebihnya berupa tanah perbukitan yang mempunyai kemiringan sangat curam yang sebagian besarnya berupa Bukit Barisan yang memanjang dari utara sampai selatan. Khususnya dibagian barat daerah ini yang termasuk kedalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang membentang luas dalam 4  (empat) provinsi.

 

Keadaan tanah di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari :

 

Aluvial (8,05%), dengan ciri warna coklat kekuning-kuningan terbentuk oleh endapan liat dan pasir. Tanah jenis ini dijumpai di Kecamatan Tugumulyo dan Muara Kelingi, tanah jenis ini cocok digunakan untuk tanaman padi dan palawija.

Litosol (7,17%), digunakan untuk tanaman keras, rumput-rumputan dan usaha ternak.

Asiosiasi Litosol (0,77%), tanah jenis ini banyak dijumpai di Kecamatan STL.Ulu Terawas dan Rupit.

Regosol  (0,77%), banyak dijumpai di Kecamatan Muara Beliti dan Rawas Ulu, tanah jenis ini cocok untuk padi sawah, palawija dan tanaman keras lainnya.

Podsolik (37,72%), merupakan jenis tanah terluas di Kabupaten   Musi Rawas, yang sebagian besar berada di Kecamatan  Muara Rupit, Rawas Ulu, Muara Lakitan, Jayaloka dan Sukakarya, tanah jenis ini baik digunakan untuk padi sawah, padi ladang dan tanaman karet.

Asosiasi Podsolik (29,59%), terdapat di Kecamatan Muara Lakitan dan Rawas Ilir.

Komplek Podsolik (15,16%), hanya terdapat di Kecamatan Rawas Ulu.

Sesuai dengan kondisi topografi dan kemiringan lahan yang ada di Kabupaten Musi Rawas, keadaan morfologi wilayahnya datar sampai bergelombang yang sebagian besar keadaan alamnya terdiri dari hutan potensial, sawah, kebun karet dan kebun lainnya. Dibagian sebelah barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan dengan Bukit Barisan, dataran ini ke timur semakin luas dan di Kabupaten  Musi Rawas tidak terdapat gunung berapi.


0 Komentar